Dalam setiap proyek konstruksi, aktivitas lifting atau pengangkatan beban berat menggunakan crane merupakan pekerjaan berisiko tinggi. Satu kesalahan kecil dalam perhitungan bisa menyebabkan alat terguling, beban jatuh, atau bahkan kecelakaan fatal.
Oleh karena itu, setiap kegiatan lifting harus dilakukan dengan perencanaan matang dan pengawasan ketat.
Berikut ini adalah faktor-faktor utama yang menentukan keamanan lifting di proyek konstruksi.
1. Perencanaan dan Analisis Beban
Keamanan lifting dimulai jauh sebelum alat dinyalakan, yaitu di tahap perencanaan. Setiap proyek wajib melakukan analisis beban untuk menentukan:
- Berat total benda yang akan diangkat,
- Titik pusat gravitasi (center of gravity),
- Jarak jangkauan (radius lifting),
- Kondisi area kerja (permukaan tanah, ketinggian, dan akses alat).
Dengan data ini, tim dapat memilih jenis crane dan kapasitas yang tepat agar lifting aman dilakukan.
Baca juga : Mengenal Istilah Lifting Plan dan Pentingnya dalam Operasi Crane
2. Pemilihan Crane yang Sesuai
Tidak semua crane cocok untuk semua kondisi. Pemilihan alat harus mempertimbangkan kapasitas beban, panjang boom, radius kerja, dan medan proyek.
Misalnya:
- Truck Crane / Mobile Crane cocok untuk proyek di area perkotaan.
- Crawler Crane ideal untuk beban berat di lahan terbuka.
- Rough Terrain Crane digunakan di area tidak rata seperti proyek pabrik atau tambang.
Kesalahan memilih crane bisa menyebabkan alat bekerja di luar batas aman (overload) dan berpotensi terguling.
3. Kondisi Tanah dan Pondasi Crane
Stabilitas crane bergantung pada kekuatan tanah tempat alat berdiri. Jika permukaan terlalu lembek atau miring, risiko crane miring atau amblas meningkat tajam.
Langkah pencegahan:
- Gunakan outrigger pad dari baja atau kayu keras di bawah kaki crane
- Hindari penempatan alat di dekat galian atau saluran air
- Pastikan tanah sudah dipadatkan dengan benar sebelum crane beroperasi
4. Kompetensi Operator dan Signalman
Operator dan signalman memegang peranan vital dalam menjaga keselamatan. Operator harus bersertifikat dan memahami load chart, sementara signalman wajib mampu berkomunikasi jelas dan cepat.
Kesalahan komunikasi adalah penyebab utama kecelakaan lifting. Untuk itu, di setiap proyek besar biasanya ditetapkan hanya satu signalman utama yang berkoordinasi langsung dengan operator.
Baca Juga : Fungsi Load Chart dan Cara Menggunakannya pada Crane
5. Kondisi Cuaca
Cuaca buruk seperti angin kencang, hujan deras, atau kabut tebal bisa sangat berbahaya bagi pekerjaan crane. Angin yang kuat dapat membuat beban bergoyang atau kehilangan kendali arah.
Standar aman:
- Hindari lifting saat kecepatan angin di atas 10 m/s,
- Tunda operasi saat hujan lebat atau kilat,
- Gunakan anemometer (alat ukur angin) untuk memantau kondisi real-time.
6. Penggunaan Peralatan Rigging yang Tepat
Rigging adalah sistem tali, sling, hook, dan shackle yang menghubungkan beban dengan crane. Jika salah memilih atau memasangnya tidak benar, beban bisa lepas di tengah udara.
Pastikan:
- Setiap sling dan hook memiliki kapasitas lebih besar dari beban yang diangkat
- Tidak ada sling yang serabut atau aus
- Semua koneksi dikunci sempurna sebelum lifting dimulai
7. Komunikasi dan Pengawasan Lapangan
Koordinasi antara tim operator, signalman, dan pengawas proyek harus berjalan lancar. Sebelum lifting dimulai, lakukan briefing singkat untuk memastikan semua pihak memahami:
- Titik angkat
- Jalur beban
- Titik aman bagi pekerja
- Rencana evakuasi darurat
Dengan komunikasi yang jelas, risiko kesalahan manusia dapat diminimalkan secara signifikan.
8. Pemeriksaan dan Perawatan Alat
Crane dan peralatan lifting wajib diperiksa secara rutin sebelum digunakan. Langkah ini meliputi:
- Cek tekanan oli hidrolik
- Pastikan rem dan sistem kontrol bekerja normal
- Periksa kabel sling dan pin pengunci
- Tes beban (load test) secara berkala
Penyedia crane profesional seperti Mandiri Crane selalu melakukan inspeksi menyeluruh sebelum alat dikirim ke lokasi proyek, demi memastikan keamanan dan performa terbaik.
9. Penetapan Area Aman
Selama proses lifting berlangsung, area di bawah dan sekitar beban wajib dikosongkan dari pekerja dan alat lain. Pasang tanda pengaman atau barrier di sekeliling zona operasi crane, serta pastikan tidak ada kendaraan lewat di jalur ayunan boom.
10. Evaluasi Pasca Lifting
Setelah pekerjaan selesai, tim proyek perlu melakukan evaluasi untuk memastikan:
- Tidak ada kerusakan pada alat
- Semua komponen rigging aman digunakan kembali
- Catatan operasi dan laporan safety disimpan sebagai dokumentasi
Kesimpulan
Keamanan lifting bukan hanya tanggung jawab operator, tapi seluruh tim proyek. Dengan perencanaan matang, alat yang layak, operator berpengalaman, dan koordinasi yang baik, semua risiko dapat diminimalkan.
Jika Anda membutuhkan jasa sewa crane profesional yang mengutamakan keamanan kerja, Mandiri Crane siap menjadi partner terbaik untuk setiap proyek. Dari gedung tinggi hingga industri berat di seluruh Jabodetabek.

























































