Dalam dunia konstruksi maritim dan proyek yang berada di perairan, alat berat seperti crane tidak bisa ditempatkan begitu saja di daratan. Kondisi laut yang dinamis, kedalaman air, serta lokasi kerja yang sulit dijangkau membuat jenis crane tertentu tidak dapat beroperasi dengan aman.
Di sinilah Floating Crane atau Crane Terapung memainkan peran penting.
Floating crane adalah crane yang dipasang di atas ponton atau kapal khusus sehingga mampu melakukan pengangkatan berat di wilayah laut, pelabuhan, sungai, hingga proyek lepas pantai. Artikel ini membahas secara lengkap apa itu floating crane, bagaimana cara kerjanya, serta contoh penggunaan paling umum di proyek laut.
Apa Itu Floating Crane?
Floating crane adalah jenis crane yang ditempatkan pada platform terapung seperti:
- Barge (tongkang)
- Ponton besar
- Kapal crane
Unit ini memungkinkan pekerjaan pengangkatan beban berat dilakukan langsung di atas perairan, yang tidak dapat dijangkau oleh crane darat seperti mobile crane atau crawler crane.
Floating crane dirancang untuk:
- Mengangkat beban besar di tengah laut
- Bongkar muat alat berat dari kapal ke dermaga
- Pembangunan struktur pelabuhan
- Pengerjaan proyek energi lepas pantai
Karena fleksibel dan mampu berada di lokasi perairan, floating crane menjadi salah satu alat penting dalam sektor maritim dan infrastruktur pelabuhan.
Bagaimana Floating Crane Bekerja?
Floating crane bekerja menggunakan sistem dasar yang sama seperti crane konvensional, namun didukung oleh platform besar yang memungkinkan crane tetap stabil meski berada di atas air.
Komponen penting floating crane meliputi:
Pontoon / Barge
Platform terapung dengan daya apung tinggi untuk menopang crane.
Crane Boom
Dapat berupa lattice boom atau telescopic boom, tergantung jenis crane.
Counterweight
Menjaga keseimbangan saat lifting di area perairan.
Mooring System
Tali, jangkar, atau sistem thruster untuk menjaga barge tetap di posisi aman.
Ballast System
Menambah atau mengurangi berat air agar ponton tetap stabil saat mengangkat beban berat.
Dengan sistem ini, floating crane dapat bekerja meskipun terjadi gelombang kecil atau perubahan arus air.
Kelebihan Floating Crane Dibanding Crane Darat
Floating crane memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya ideal untuk proyek laut:
1. Bisa menjangkau lokasi yang tidak bisa dicapai crane darat
Misalnya:
- Tengah laut
- Area pelabuhan dalam
- Sungai besar
- Dermaga yang belum rampung
Tidak perlu membangun akses atau jalan darat.
2. Mampu mengangkat beban sangat besar
Floating crane memiliki kapasitas dari 100 ton hingga lebih dari 2.000 ton.
3. Lebih fleksibel bergerak
Barge dapat dipindahkan ke titik yang diinginkan menggunakan tugboat.
4. Aman untuk lifting struktur besar di perairan
Termasuk pemasangan pipa bawah laut, jembatan, hingga modul industri.
5. Efisien untuk pekerjaan repetitif di area pelabuhan
Seperti bongkar muat alat berat dari kapal kargo.
Jenis Pekerjaan yang Menggunakan Floating Crane
Floating crane banyak digunakan dalam berbagai sektor industri maritim, konstruksi, hingga energi. Berikut contoh aplikasinya:
1. Pembangunan Jembatan Bentang Panjang
Pekerjaan seperti pemasangan girder jembatan sering memerlukan floating crane karena:
- Material berat berada dekat air
- Lokasi tidak dapat dijangkau crane darat
- Perlu mobilisasi yang fleksibel
Contoh proyek: pembangunan jembatan sungai besar dan akses tol yang melintasi air.
2. Proyek Pelabuhan & Terminal Kargo
Floating crane dipakai untuk:
- Mengangkat container
- Bongkar muat alat berat dari kapal
- Memindahkan material ke dermaga
- Pemasangan tiang pancang pelabuhan
Bahkan beberapa pelabuhan besar mengandalkan floating crane untuk operasi harian.
3. Industri Minyak & Gas Lepas Pantai
Floating crane digunakan untuk:
- Instalasi platform offshore
- Lifting equipment heavy-duty
- Pengangkatan modul FPSO
- Pemasangan pipa bawah laut
Sektor ini membutuhkan crane berkapasitas besar dan stabil.
4. Pekerjaan Pengerukan (Dredging)
Floating crane mendukung:
- Pembersihan sedimentasi
- Pemindahan batu besar
- Pengangkatan alat pengeruk besar
5. Evakuasi atau Pemindahan Kapal Rusak
Jika kapal mengalami kerusakan atau kandas, floating crane digunakan untuk mengangkat material besar, mesin, atau bagian kapal yang tidak bisa diakses alat lain.
Berapa Harga Sewa Floating Crane?
Harga sewa floating crane dipengaruhi oleh:
- Kapasitas crane
- Jenis barge / ponton
- Lokasi proyek (jarak mobilisasi laut)
- Durasi kerja
- Kebutuhan rigger, mooring, dan tugboat
Estimasi harga:
- Floating Crane 100-200 ton: Rp 50 – 100 juta / hari
- Floating Crane 300-500 ton: Rp 100 – 200 juta / hari
- Floating Crane 1.000 ton+: Bisa tembus Rp 300 juta – 500 juta / hari
Harga bisa berbeda tergantung kondisi laut dan kompleksitas pekerjaan.
Tantangan Menggunakan Floating Crane
Meskipun memiliki keunggulan, floating crane memiliki beberapa tantangan teknis:
1. Pengaruh gelombang & arus air
Jika arus kuat, crane tidak boleh melakukan lifting berat.
2. Perlu area tambat yang aman
Mooring harus kuat untuk menahan pergerakan barge.
3. Mobilisasi via laut cukup mahal
Transportasi menggunakan tugboat bisa menambah biaya.
4. Proses setup lebih kompleks
Dibutuhkan engineer khusus maritim untuk memastikan keamanan.
Kesimpulan
Floating crane merupakan alat berat yang sangat penting untuk proyek di area perairan, mulai dari pelabuhan, sungai, hingga offshore. Dengan kapasitas besar, mobilitas tinggi, dan kemampuan bekerja di lokasi yang tidak bisa dijangkau crane darat, floating crane menjadi pilihan ideal untuk pekerjaan lifting berat di laut.
Jika Anda membutuhkan solusi crane untuk proyek konstruksi darat seperti mobile crane, all terrain crane, atau crawler crane Anda dapat mengandalkan penyedia layanan crane terpercaya seperti di Mandiri Crane.
Lihat layanan crane lengkap di sini
